Ibu Kost Lesbian dengan Anak Kampus

Prilaku Cewek Lesbia di zaman now sudah bukan rahasia lagi kini banyak kita jumpai Hubungan sejenis antara wanita ada di sekitar kita,dalam kisah kali ini admin akan menceritakan Pengalaman Cewek Kampus Lesbian ..

percakapan WhatsApp mama dengan Tante Shirley. 
“ Bagaimana mungkin itu semua bisa terjadi ?? Kenapa harus mama ? Orang yang amat aku sayangi ? “ beribu pertanyaan berkecamuk dalam hati. Semalaman ku mengurung diri dikamar sambil memandangi foto Papa sampai berlinang air mata, ku usap foto Papa, sambil bergumam,“ I wish you were here !"

Tak lama berselang, terdengar suara langkah kaki menghampiri kamarku dan mengetuk pintu.
“ Are you okay dear? Tolong buka pintunya !” pinta mama.
“ I’m okay mom.” kataku
“ Are you sure ??” lanjutnya untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja.

Dengan langkah gontai, sambil menyeka sisa air mata di pipiku. Ku buka pintu perlahan-lahan. Aku sadar mama memandangiku dengan seksama, tapi entah mengapa, mata ini enggan menatapnya.
Sambil memegang pipiku,

“ Kamu kenapa Vannesa, nggak biasanya kamu begini. Kamu abis nangis yaa ? Cerita sama mama, Ada apa, Nak ?”

Dan aku hanya tersenyum kecut, “ Udah dulu yaa, Ma. Aku lagi pengen sendiri. “

Sekali lagi, mama memandangiku dengan penuh penasaran. Beberapa saat kemudian dia berlalu meninggalkanku bersama luka dan kesedihan yang mulai datang secara perlahan.

Suara alarm di smartphoneku berbunyi, waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Aku bangun dari tempat tidurku, mencoba melangkahkan kaki menuju kamar mandi yang letaknya dekat dengan kamar mama. Ku ambil air wudhu dan kurasakan betapa sejuknya air ini mengenai wajahku,”Maa syaa ALLAAH....segarnya !”gumamku.

Setelah selesai berwudhu, tak sengaja ku lihat pintu kamar mama agak terbuka sedikit, maksud hati ingin menutup kamar itu, tapi apa yang ku lihat ternyata di luar nalarku. Mama dan Tante Shirley sedang beradegan mesum mesra tanpa busana !!
Seketika kemarahanku serasa memuncak. Darahku mendidih.Aku banting pintu kamar dengan sekencang-kencangnya, sambil berteriak,“ Mamaaaaaaa......apa yang mama lakuin dengan wanita itu ?”

Kudekati wanita itu sambil menjambak rambut pirangnya, ku dekati wajahku ke arah wanita itu."Heyyy....keluaaarrrr kamu wanita jalang !!! Jangan ganggu dia !!" teriakku.

" Vannesa.....Dengerin dulu penjelasan mama sayang. Ini gak seperti yang kamu lihat.”

Dan aku pun berlari menuju kamarku, meninggalkan mama dengan segala penjelasannya itu.

Ku kunci pintu kamar rapat-rapat. Ku tersungkur di balik pintu kamar, dan lagi.....aku telah dibuatnya kecewa dan menangis olehnya.

Aku pun segera menggelar sajadah untuk menunaikan Sholat Tahajjud. Selesai sholat, ku mengadu kepada-NYA tentang apa yang ku rasakan saat ini. Ku tengadahkan kedua tanganku, sambil terisak.

“ YAA ALLAAH.....terima kasih engkau memberikan hamba begitu banyak nikmat. 
Nikmat bisa melihat, nikmat bisa bernafas gratis, nikmat bisa berkumpul dengan keluarga, nikmat bisa berjalan...
Rabb....semakin aku menyebutkan nikmatMU
Aku semakin malu....
Ternyata....begitu banyak nikmat yang KAU berikan terlewat begitu saja tanpa aku syukuri. Maafkan segala khilafku Yaa ALLAAH....
Maafkan aku yang hanya mengingatMU ketika hamba bersedih dan lalai ketika kesenangan datang...
Yaa ALLAAH....hari ini aku sangat sedih karena mama melakukan perbuatan yang tidak baik
Aku marah
Aku kecewa
Aku benci mama 
YAA ALLAAH.....walaupun aku sedih, benci, kecewa kepada mama
Aku pasrahkan semua kepadaMU Yang Maha Memiliki solusi terbaik untuk kami.
Alhamdulillaahirobbil’alamiin

Tak terasa air mata ini membasahi sajadah berwarna biru yang aku pakai. Aku masih terdiam di atas sajadah ini. Aku tertunduk sedih. Aku malu memiki mama seperti itu, tapi disisi lain dia adalah mamaku. Orang yang melahirkanku. Teringat ketika kami sekeluarga sholat Tahajjud berjamaah. Ahhh....itu hanya menjadi bagian kenangan terindah yang Papa tinggalkan untuk kami.

Waktu menunjukkan pukul 04.30 WIB. Adzan Subuh telah berkumandang. Segera ku tunaikan sholat sunnah fajar dan sholat subuh.

Teringat pesan, Papa dulu. “ Vannesa....kamu tau ngga siapa orang yang paling kaya di dunia ini ?”
Sambil mengernyitkan dahi, aku pun menjawab.” Hmmmmm.....siapa yaa namanya....itu lho, Pa yang punya perusahaan Microsoft.....Bill......Bill....siapaaa yaaa ???? Oh iyaaa....Bill Gates.”

Papa pun tersenyum, sambil menatap wajahku yang kala itu terlihat kebingunan,” Bukan sayang.....kali ini jawaban kamu salah. “
Sambil menggaruk-garukkan kepala, aku pun bertanya,” Terus siapa dong, Pa ?”

“ Jawabannya adalaaaaaaaaaaahh.......orang yang menunaikan sholat sunnah 2 rokaat sebelum sholat subuh.” kata Papa.

“ Lho kok itu, Pa ?” tanyaku penasaran

“ Iya....di dalam hadits Rasulullaah SAW dikatakan bahwa sholat sunnah 2 rakaat sebelum Fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya. Jadiii....sudah fahamkan maksud jawaban Papa tadi ?”

Ku anggukkan kepala tanda aku mengerti. Dan lagi kenangan bersamamu selalu terngiang di ingatanku, Pa.

Jam di dinding kamarku menunjukkan pukul.06.00 WIB. Ku ambil tasku dan segera turun ke ruang makan. Ku lihat mama sedang sibuk mempersiapkan sarapan untukku. Pagi itu mama menyapaku dengan senyuman,” Pagi Vannesa !”
“ Pagi Ma !” jawabku datar.

Segera ku habiskan roti sandwich plus segelas susu coklat hangat. Ku cium tangan mama dan ku berpamitan. Pagi ini sebelum berangkat sekolah, tak ada kecupan atau pun pelukan dari mama. Semua terasa dingin.

Pak Halim yang selalu setia menunggu menoleh kepadaku, dan aku pun segera menaiki mobil menuju sekolah. Sepanjang perjalanan ternyata Pak Halim diam-diam memperhatikan ku.
06.30 aku sampai di sekolah, sebelum ku turun dari mobil, Pak Halim berpesan kepadaku sambil tersenyum,” Neng Echa....Jangan bersedih ya ! Sesungguhnya ALLAAH bersama kita.”
“ Eh...iya, Pak ! Terima kasih yaa !” jawabku dengan agak sedikit kikuk.

Tidak ada semangat untuk belajar, bahkan teman-temanku bilang aku berubah, dan tidak seasyik dulu yang penuh canda tawa serta keceriaan. Selama jam pelajaran berlangsung, aku hanya diam dan melamun. Masih terbayang peristiwa malam itu yang membuatku muak dengan kelakuannya.

Bel pun berbunyi, 
Aku berjalan keluar kelas sambil melamun, hampir saja aku menabrak tiang yang ada di hadapanku.
“ Assalamu’alaykum Neng Echa, sudah siap untuk pulang ?” Suara Pak Halim membuyarkan lamunanku.
“ Ehh....iya, Pak. Yuk kita pulang.” jawabku.

Sesampainya di rumah, ku buka pintu sambil mengucapkan salam,” Assalamu’alaykum...aku pulang.”
“ Wa’alaykumussalam. “ jawab Mama yang tenyata sudah menungguku di ruang tamu.

“ Vannesa, bisa kita bicara sebentar ?” pintanya.
“ Mau bicara apa,Ma ?” jawabku datar.
“ Tadi siang mama dapat telfon dari rekan kerja Papa di Dubai. Katanya Papa mengalami kecelakaan kerja dan besok Papa akan pulang dengan pesawat khusus dari sana.” jelasnya.

Tiba-tiba lututku terasa lemas serasa. Kabar itu membuatku shock berat.
“Yaa...ALLAAH.....cobaan apalagi ini?” jerit batinku.

Kali ini mama mencoba memelukku, dan aku pun menangis di pelukkannya. Tapi entah mengapa, tak ada raut kesedihan di wajahnya ketika mendengar kabar tersebut. Entahlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar